
Merasakan Kesegaran Air Terjun Benang Kelambu Lombok
February 13, 2024
Pesona Bawah Laut Gili Trawangan di Lombok
March 1, 2024Lombok, sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Bali, Indonesia, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang mempesona tetapi juga kekayaan budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Salah satu kekayaan budaya tersebut adalah Suku Sasak, suku asli yang mendiami pulau Lombok. Desa Sade, sebuah desa tradisional di Lombok Tengah, menjadi salah satu lokasi terbaik untuk mempelajari dan menyaksikan langsung keunikan dan keaslian kehidupan Suku Sasak.
Arsitektur Rumah Adat Sasak
Salah satu hal yang paling mencolok ketika berkunjung ke Desa Sade adalah arsitektur rumah adat Sasak yang unik. Rumah-rumah di Desa Sade dibangun menggunakan bahan alami seperti bambu untuk kerangka, dan alang-alang untuk atap. Dinding rumah dibuat dari campuran tanah liat dan kotoran kerbau, yang kemudian dipadatkan. Teknik pembuatan dinding seperti ini tidak hanya memberikan kekuatan struktural tapi juga berfungsi sebagai isolasi termal yang efektif.
Salah satu ciri khas dari rumah adat Sasak adalah lantainya yang dibuat lebih tinggi dari tanah. Hal ini bertujuan untuk menghindari banjir dan serangan hama. Selain itu, setiap rumah adat Sasak memiliki bagian yang disebut dengan “berugak”, yaitu semacam teras terbuka yang digunakan untuk berkumpul dan beraktivitas sehari-hari.
Sistem Kekerabatan dan Tradisi
Suku Sasak memiliki sistem kekerabatan patrilineal, di mana garis keturunan dihitung dari pihak ayah. Masyarakat Sasak juga dikenal dengan tradisi pernikahannya yang unik, salah satunya adalah tradisi “merariq” atau yang sering disebut sebagai “penculikan pengantin”. Meskipun istilah “penculikan” mungkin terdengar mengejutkan, dalam praktiknya, tradisi ini dilakukan atas dasar kesepakatan antara kedua belah pihak.
Selain itu, Suku Sasak juga memiliki tradisi “nyongkolan”, yaitu prosesi pernikahan yang melibatkan arak-arakan pengantin yang dihiasi secara khusus dan diikuti oleh keluarga serta kerabat. Tradisi ini menjadi salah satu bentuk ekspresi kegembiraan dan juga sarana untuk memperkenalkan pasangan pengantin kepada masyarakat sekitar.
Kepercayaan dan Spiritualitas
Meskipun mayoritas Suku Sasak menganut agama Islam, mereka juga memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme yang disebut dengan “Wektu Telu”. Kepercayaan ini merupakan penggabungan dari ajaran Islam dengan adat istiadat setempat. Ritual-ritual dalam Wektu Telu banyak mengandung unsur-unsur spiritual dan diwarnai dengan berbagai upacara adat yang unik.
Pelestarian Budaya
Desa Sade tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi masyarakat Suku Sasak, tetapi juga sebagai pusat pelestarian budaya. Pemerintah setempat dan berbagai lembaga pelestarian budaya berupaya untuk menjaga keaslian dan kelestarian tradisi Suku Sasak. Para pengunjung yang datang ke Desa Sade tidak hanya diajak untuk menyaksikan keunikan arsitektur dan tradisi, tetapi juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, belajar membuat kerajinan tangan khas Sasak, hingga mencicipi kuliner tradisional.
Kesimpulan
Desa Sade menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang ingin mempelajari dan menyelami kekayaan budaya Suku Sasak. Keunikan arsitektur, sistem kekerabatan, tradisi pernikahan, serta kepercayaan yang masih kuat dipegang oleh masyarakat setempat, menjadikan Desa Sade sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi di Lombok. Melalui pelestarian dan pengenalan budaya Suku Sasak, diharapkan kekayaan budaya ini dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.